Senin, 22 Juni 2015



Pada hakekatnya istilah Sirah Nabawiyah merupakan ungkapan tentang risalah yang dibawa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada masyarakat manusia, untuk mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya, dari penyembahan terhadap hamba kepada penyembahan terhadap Allah. Jadi tidak mungkin bisa menghadirkan gambarannya secara pas dan mengena kecuali setelah membandingkan hal-hal di balik risalah ini dan pengaruhnya. Berangkat dari sinilah kami merasa perlu mengemukakan sedikit uraian tentang kaum-kaum bangsa Arab dan perkembangannya sebelum Islam, serta tentang kondisi-kondisi saat beliau diutus sebagai rasul.
Posisi Bangsa Arab
Menurut bahasa, Arab artinya padang pasir, tanah gundul dan gersang yang tiada air dan tanamannya. Sebutuan dengan istilah ini sudah diberikan sejak dahulu kala kepada Jazirah Arab, sebagaiman sebutan diberikan kepada suatu kaum yang disesuaikan dengan daerah tertentu, lalu mereka menjadikannya sebagai tempat tinggal.
Jazirah arab dibatasi laut Merah dan gurun Sinai di sebelah barat, di sebelah timur dibatasi teluk Arab dan sebagian besar Negara Iraq bagian selatan, disebelah selatan dibatasi laut Arab yang bersambung dengan lautan India, disebelah utara dibatasi negeri Syam dan sebagian kecil dari Negara Iraq, sekalipun mungkin ada sedikit perbedaan dalam penetuan batasan ini. Luasnya membentang antara satu juta mil kali satu juta tiga ratus ribu mil.
Jazirah Arab memiliki peranan yang sangat besar karena letak geografisnya. Sedangkan dilihat dari kondisi internalnya, jazirah Arab hanya dikelilingi gurun dan pasir di segala sudutnya. Karena kondisi seperti inilah membuat jazirah Arab seperti benteng pertahanan yang kokoh, yang tidak memperkenankan bangsa asing untuk menjajah, mencaplok, dan menguasai bangsa Arab. Oleh karena itu, kita bisa melihat penduduk jazirah Arab yang hidup merdeka dan bebas dalam segala urusan semenjak zaman dahulu. Sekalipun begitu mereka tetap hidup berdampingan dengan dua imperium yang besar saat itu, yang serangannya tak mungkin bisa dihadang andaikata tidak ada benteng pertahanan yang kokoh seperti itu.
Sedangkan hubungannya dengan dunia luar, jazirah Arab terletak di benua yang sudah dikenal semenjak dahulu kala, yang mempertautkan daratan dan lautan. Sebelah barat laut merupakan pintu masuk ke benua Afrika, sebelah timur laut merupakan kunci masuk ke benua Eropa dan sebelah timur merupakan pintu masuk bagi bangsa-bangsa non-Arab, timur tengah dan timur dekat, terus membentang ke India dan Cina. Stiap benua mempertemukan lautannya dengan jazirah Arab dan setiap kapal laut yang berlayar tentu akan bersandar di ujungnya.
Karena letak geografisnya seperti itu pula, sebelah utara dan selatan dari jazirah Arab menjadi tempat berlabuh berbagai bangsa untuk saling tukar-menukar perniagaan, peradaban, agama, dan seni.

Sumber:

Ar-Rahiqul-Makhtum, Bahtsum Fis-Sirah An-Nabawiyah Ala Shahibiha Afdhalish-Shalati Was-Salam (Sirah Nabawiyah). Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury.2000. Jakarta: Pustaka Al_kautsar.

0 komentar:

Posting Komentar